Monday 13 May 2019

Rezeki Silaturahmi




Hallo apa kabar Ramadhan hari ke-8, semoga tetap istiqomah dalam menjalankan rutinitas ibadahnya. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita hari ini dan hari-hari berikutnya.

Kali ini tentang Rezeki. Pasti sudah tidak asing lagi dengan kata Rezeki, selalu ada kata-kata "setiap orang atau setiap anak punya rezekinya masing-masing".

Ya percaya setiap kita telah tertakar rezekinya masing-masing. Karena Allah sudah menjamin setiap makhluk yang hidup dimuka bumi ini sudah ada jatahnya masing-masing.

Allah telah menjamin semua makhluk-Nya atas rezeki. Tapi bukan berarti kita hanya duduk diam tanpa melakukan apapun lalu Allah turunkan secara tiba-tiba dari atas langit.

Rezeki itu bukan gaji, karena gaji itu nominal yang kita dapat setelah kita melakukan pekerjaan, sedangkan rezeki tidak selalu berbentuk materi. Tidak semua orang punya gaji, tapi semua orang punya rezeki.

Ketika grup ribut efek dari telat gajian, banyak lelucon yang saling bersahutan, bahkan ada yang tanya sejak tanggal 10 apakah gaji sudah ditranfer. Dan ternyata sampai sekarang pun belum ada notivikasi dari bank yang menginfokan gaji sudah masuk apa belum. Bagi pekerja akan merasa sangat sedih dan kesal ketika gajian tertunda. Terlebih banyak kebutuhan yang harus dipenuhi tapi uang semakin menipis atau bahkan sangat-sangat miris. Tapi lagi-lagi Gaji itu itu bukan Rezeki, Gaji itu pasti yang memberi yaitu bos atau instansi tempat kita bekerja. Tapi rezeki datangnya tidak disangka-sangka.

Perumpamaan Rezeki dan Gaji itu, ketika ada 2 orang yang bekerja ditempat yang sama dengan besaran gaji sama, ya anggap saja masing-masing bergaji 3,5 juta, dengan kebutuhan yang sama yaitu sama membayar sewa rumah dan sama-sama belum berkeluarga. Anggaplah si A dan si B. Mereka Gajian diawal bulan dengan membayar sewa rumah diawal bulan juga, besaran bayar rumah sama. Tapi si A sudah mengeluh dengan keuangannya di pertengahan bulan, dia bilang uangnya sudah mulai menipis padahal tidak dipakai untuk membeli apapun yang berarti, hanya dipakai untuk makan, transportasi dan isi pulsa. Namun si B, masih merasa tenang saja bahkan sampai akhir bulan, dia pun bisa menyisihkan sebagian uangnya. Terus apa yang salah dengan si A maupun si B. Dari gaya hidup misalkan, si A tidak bisa mengontrol dirinya dan si B bisa mengontrol apa yang termasuk kebutuhan atau keinginan. 
Mungkin si A tidak menjalin silaturahmi dengan banyak orang sehingga hidupnya hanya untuk dirinya sendiri, bahkan dengan gaji yang sama dia tidak bisa mengeluarkan sedekah sedikitpun. Sedangkan si B bisa menyisihkan uang sedekah, dan si B banyak menjalin silaturahmi dengan banyak orang, bisa saja jatah uang makan untuk hari itu berkurang karena ada tawaran makan bersama atau buka bersama gratis (karena momen Ramadhan).

Itulah makanya pentingnya sedekah dan menjalin silaturahmi. Tidak akan berkurang harta orang yang bersedekah, dan silaturahmi itu menambah persaudaraan. Bisa jadi rezeki yang tak disangka-sangka itu datangnya dari silaturahmi.

Saya pernah bercerita dengan salah satu teman "saya ingin punya suami yang beda kota dengan tempat asal saya", dia penasaran karena kebanyak orang akan mencari pasangan yang dekat dengan tempat asalnya supaya tidak terlalu jauh dengan orang tua. Saya katakan supaya saya bisa merasakan mudik, hahaha terdengar sangat lucu karena selama 4 tahun terakhir saya selalu merasakan mudik, lalu kata saya "untuk menambah ukhuwah, supaya dimana-mana punya saudara".
Sederhana sebenarnya, tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan kita dikemudian hari, bisa saja kita akan berada jauh dengan keluarga kita, lalu ada orang-orang baik yang dikirim Allah untuk membantu kita. Ya itulah pentingnya menjalin ukhuwah. 
Mungkin sekarang canggih, bisa saja kita menggunakan hp untuk segala keperluan, karena istilah "dunia ada digenggaman", tapi tidak bisa mengalahkan silaturahmi.

Rezeki itu tidak berupa materi, dengan adanya teman-teman yang menuntun kita dalam kebaikan itupun rezeki yang tak ternilai. Bisa rezeki-rezeki yang lain akan ikut mengalir. Tergantung bagaimana kita bersyukur. 





          #Day(8)
          #OneDayOnePost30HRDC
     #WritingChallange30HRDC  
     #30HariRamahanDalamCerita 
          #Bianglalahijrah 

2 comments:

  1. Tentang Rezki harus dipandang lebih luas lagi ya mba. Keren tulisannya.

    ReplyDelete
  2. Hehehe iya, itu perumpamaan yg pernah ustadzah saya ajarkan waktu kuliah.

    ReplyDelete