Sunday 25 August 2019

Belajar Saja Dulu




Ambil pelajaran dari apa yang kita lihat, kita dengar, kita rasakan, kita lakukan dan kita ucapkan. 
Dan sebuah pelajaran yang saya dapatkan dari sort film tentang sedekah. Dimana seorang mahasiswa telah membagi tiga toples yang bertuliskan konsumsi harian, tabungan dan sedekah. Mungkin terlihat sepele ya, lagian buat apa juga harus dibagi gitu, dan juga kenapa sedekah termasuk dalam kategori itu?.
Dari film itu diceritakan bahwa mahasiswa ini harus membayar uang kuliahnya supaya bisa mengikuti ujian semester, jika digabungkan dari ketiga toples itu, maka uangnya cukup untuk membayar, namun termasuk uang sedekah itu. Dan dia tetep kekeh untuk tidak menggunakan uang itu untuk bayar kuliahnya, karena uang itu diniatkan untuk sedekah, dan itu bukan haknya walaupun itu adalah uangnya, hanya saja belum disalurkan untuk bersedekah. Sesungguhnya ada sedikit hak orang lain yang dititipkan pada harta kita, yang sedikit bagi kita itu sangat berarti bagi yang membutuhkan. Judul dari sort film itu "Sedekah mulia ~ Produksi film maker muslim~.

Saya memang belum menerapkan, atau mungkin saya baru akan memulai. Tapi dari film itu bisa diambil sebuah pelajaran yang sangat berarti dan mungkin tidak pernah terfikirkan "Bagaimana seorang mahasiswa ini memiliki pemikiran seperti itu, siapa orang dibalik idenya itu, dan siapa yang menanamkan sifat itu pada dirinya?". 

Mungkin saya akan mulai belajar menyisihkan beberapa lembar dari gaji saya yang akan dipisahkan menjadi beberapa kotak. Mencoba membiasakan untuk diri sendiri terlebih dahulu. Karena wanita itu sumber segala-galanya, termasuk ketika menjadi ibu, maka dia yang harus mengajarkan dan membiasakan anak-anaknya untuk kebaikan, termasuk menabung dan bersedekah. Menanamkan kebiasan melakukan kebaikan itu sejak dini, bukan setelah mereka dewasa, jika dewasa itu adalah dia harus menerapkannya. 

Dulu waktu saya masih menjadi mahasiswa dijogja, ikut aksi dan penggalangan dana, untuk kota-kota besar itu bukan hal yang asing lagi. Ada rasa sedih ketika ikut jadi tim penggalangan dana, tak bisa ikut memberikan sumbangan. Tapi ada yang unik dari aksi bela Palestina waktu itu, ada beberapa uang dalam botol yang masuk kedalam kotak sumbangan, botol itu isinya lebih banyak koin, kami dapat info bahwa yang menyumbangkan itu adalah anak kecil. ( https://faridasepa.blogspot.com/2019/01/iri-sama-orang-kaya.html?m=1 ) untuk cerita lengkapnya silahkan cek link.

Kebayang tidak berapa lama dia telah mengumpulkan uang recehan itu, bagaimana dia menyisihkan uang-uang koin itu dari uang jajannya, bagiamana dia bisa seikhlas itu, ketika uang yang seharusnya bisa digunakan untuk beli jajan atau bahkan mainan.

Kemungkinan besar itu adalah bagaimana cara orang tuanya mendidik dan membiasakan kebiasaan baik itu, tidak hanya mengajarkannya namun juga memberi contoh, karena orang tua adalah figur pertama, teladan pertama yang mereka yakini.

Kalau dibilang "kamu kan belum punya anak, belum menikah, belum tau gimana rasanya mendidik anak yang polanya macam-macam, belum lagi dengan sifat suami yang berbeda, juga ngurus rumah sambil kerja. Ya gampang aja kamu tinggal ngomong aja, nanti rasakan gimana rasanya jadi istri, jadi ibu yang super sibuk".

Ya justru itu karena saya belum punya anak atau bahkan nikah pun belum, makanya saya perlu banyak belajar. Belajar bagaimana menjadi calon orang tua yang baik, karena tidak ada sekolah orang tua, maka belajar dari setiap yang kita lihat, kita dengar, dan belajar dari pengalaman orang lain. Mencuri ilmu dari pengalaman orang lain, membaca dan belajar tentang psikologi perkembangan anak dan mungkin ilmu parenting yang lain.

#ispirasi