Tuesday 7 January 2020

"Menapakkan Kaki Menyebrangi Pulau"

"Story Perjalanan"



Liburan.....

Sebuah kata yang membuat banyak orang tergiur untuk melakukan liburan, terutama menyisihkan keuangan demi untuk berlibur kesuatu daerah untuk refreshing. Namun siapa sangka rencana liburan yang sudah dipersiapkan dari jauh-jauh hari harus berantakan, bukan karena kesalahan atau kelalaian kita, tapi sebuah teguran yang menyadarkan kita.

This is my Holliday. Liburanku yang penuh dengan drama selama perjalanannya. Awal cerita adalah rencana untuk menghadiri sebuah undangan pernikahan seorang teman di Kota Pemalang. Dia selalu tanya apakah aku jadi datang atau nggak. Setelah ditentukan tanggal pernikahannya aku mulai searching tiket sampai akhirnya menemukan tiket dengan harga terjangkau. Berkali-kali temanku tanya aku cuma bilang bahwa harga tiket masish mahal. Bahkan sehari sebelum berangkat pun aku tetap bilang bahwa tiket mahal. Oke disini aku nggak bohong apakah aku datang atau tidak dan apakah aku sudah beli tiket atau tidak, aku cuma bilang bahwa tiket masih mahal. Ini adalah drama dengan temanku, yang sangat meyakinkan aku benar-benar nggak datang adalah pagi sehari sebelum hari akadnya aku video call dan masih dikos dengan baju rumahan dan rambut acak-acakan sambil nyetrika.
me: kamu mau hadiah apa?
mifta: aku mau kamu tiba-tiba datang.
me: ya udah hadiahnya kukirim lewat shopee aja ya.
mifta: aku nggak perlu hadiah, aku maunya kamu datang.
me: ya udah lah aku nggak usah kasih kamu hadiah ya.

Niat ngeprank teman, dan akhirnya Allah balas langsung perbuatanku itu. Masya Allah, Allah Maha Baik banget supaya aku lalainya nggak kejauhan.

Sehari sebelum keberangkatan aku udah gelisah belum nyuci karena cuaca yang hujan dan kami habis melakukan perjalanan dari desa. Aku berharap keajaiban datang supaya aku nggak ninggalin cucian sebelum pergi. Dan akhirnya dapat telpon dari maskapai bahwa penerbangan delay yang harusnya berangkat pagi, jadi akhirnya diganti jadi jam 16.00 WIB. Sedikit lega lah ya, itu artinya masih ada waktu setengah hari untuk ngeringin baju (kalau cuaca panas terik), santai itu yang selalu kulakukan, bahkan aku tidak tahu hadiah apa yang mau kuberikan dan akhirnya beli hadiah jam 14.00 terus dibawa pulang dan dibungkus, alhamdulillah barang bawaan sudah dipacking termasuk aku harus bawa buku dan flashdisk yang berisi folder pekerjaan yang bisa kukerjakan dimanapun. Oke semua sudah siap, setelah sholat ashar siap go to airport. Diantar teman kosku dan aku hanya membawa satu ransel dan jaket yang kuikat dileher. Siap melakukan perjalanan panjang.

Oh iya, rute perjalananku adalah Pangkalanbun-Semarang, lalu dari semarang naik kereta api tujuan Semarang-Pemalang, tapi aku belum beli tiket untuk kereta api itu, karena setiap kucek tiket masih ada seatnya jadi nanti bisa beli tiket ditempat aja (fikirku).

Sampai dibandara menuju pintu cek-in, disini mulai drama yang berlanjut untuk semua perjalananku.

me: (ngeliatin e-tiket dari hp)
petugas: mohon maaf mba tidak ada penerbangan tujuan Pangkalanbun-Semarang.
me: Loh bukannya delay ya mba?
Petugas: tidak jadi terbang mba, pesawatnya dicancel.
me: hah beneran mba? loh kok nggak ada infonya sih.
Petugas: Coba tanya langsung kebagian informasi mba.

Selama berjalan menuju informasi maskapai aku yang masih ditemani temanku kami ngomel nggak jelas, jengkel, dan segala perasaan campur aduk. Sampai panik nyari bagian maskapainya dan akhirnya protes dilakukan.

Me: mba ini beneran Penerbangan tujuan Semarang dicancel?
Petugas: Iya mba cancel.
Me: Kok bisa sih mba, bukannya delay?
Petugas: tapi tidak jadi berangkat mba.
Me: kok nggak ada informasinya sih, coba kalau diinformasikannya dari tadi kan saya bisa cari tiket lain. terus ini tiketnya gimana jadinya?
Petugas: kami sudah informasikan ke customer mba bahwa penerbangan di cancel.
Me: Tapi saya nggak dapat infonya mba, saya malah dikasih tau pas mau cek-in.
Petugas: nomor telpon pemesan tiket benar nomor mba dan apakah nomornya sudah benar.
Me: iya mba benar, ini kode booking tiket saya, ini nomor telepon saya.
Petugas: Coba mba cek SMS, soalnya kami mengirimkan lewat SMS.
Me: saya cuma dapat informasi bahwa penerbangan delay bukan cancel (sambil nunjukin hp yang ada sms dari maskapainya).
Petugas: ini tiketnya bisa di refund atau mau ikut penerbangan yang besok.
Me: Besok jam berapa mba?
Petugas: jam 12 siang mba.
Me: aduh mba saya itu perlunya pagi.
Satpam: kenapa, mau cepat masuk sekolah kah kok buru-buru, nanti kalau mau sekolah bisa dikasih surat keterangan kayak adek yang tadi itu (nunjuk keremaja cowok yang juga protes kemaskapai).
Me: saya bukan sekolah pak, ini penting, saya minta dijemput malam ini pak.
Satpam: Ya udah bilang sama pacarnya buat jangan jemput malam ini, kalau mau ikut penerbangan besok.
Me: bukan dijemput pacar pak. Besok pagi itu mau ada nikahan pak, masa iya saya berangkat siang, sampe sana sore pak, udah selesai acaranya.
Satpam: emang siapa yang nikah?
Me: saya yang nikah (jawab ketus dan sebel)
Satpam dan petugas: (melongo ngeliatin) beneran?
Me: bukan, tapi itu penting.
Petugas: sore ini masih ada penerbangan wings air mba tujuan surabaya, mungkin bisa ikut itu.
Me: hah Surabaya haduh (udah gelisah, sebel, dan segalanya).

Menuju informasi maskapai Wings air, nanya jam penerbangan, dan harga tiket, masih kekejar dan harganya masih terjangkau. Oke fix beli tiket Wings yang selalu aku takuti. jadwal Boarding 16.10 aku baru dapat tiket sekitar Jam 15.40 atau beberapa menit sebelum jam 4 sore. Setelah dapat tiket, masih harus ngurusin ngerefund tiket sebelumnya biar bisa kembali uang tiketnya. Dan akhirnya Cek-in sebelum Jam 16.00 sampe lari-lari, beberapa menit sebelum jadwal boarding. Setelah aku cek-in temanku balik kekos dan nyari rute yang harus kutempuh dari Surabaya sampai ke Pemalang.
Dengan segala keriwehan yang kualami saat itu, pesawat belum juga datang sampai jam 4 lewat. Aku dan temanku terus komunikasi dan dia carikan aku rute dan cara yang harus kutempuh menuju tujuanku. Jam 17.00 Sudah masuk pesawat dan siap untuk lepas landas. Benar saja ini seperti yang kubayangkan dan yang kutakuti, naik pesawat yang kursinya cuma berjajar dua, dengan kabin yang pendek, itu artinya pesawat ini lebih kecil dari yang biasanya. was-was dengan segala perasaan yang berkecamuk, termasuk sebel, dan pengen nangis tapi tertahan. Sebelum berangkat terlanjur cerita sama ibu dan akhirnya ibu mulai khawatir aku nanti bakal naik apa, lewat mana dan harus bagaimana, maklum anak gadisnya yang terlampau nekat ini, kali ini lebih nekat dari perkiraan. melakukan perjalanan sendiri dengan tujuan dan rute perjalanan yang menegangkan (bagiku dan mungkin bagi orang tuaku). Pas ditelpon "tengan bu, santai aja nanti sampe bandara naik ojek online kestasiun tujuan semarang dari semarang nanti kepekalongan naik kereta lagi, baru sampai pekalongan nanti dijemput adeknya mifta". Itu kata-kata buat nenangin hati ibuku supaya nggak khawatir, padahal aku sendiri takut dan khawatir sama diriku sendiri, karena ini bukan siang yang aku bisa menempuh perjalanan panjang dalam keadaan terang. akhirnya aku cuma bisa pasrah dan mencoba untuk berhusnuzhon aja sama Allah, pasti Allah punya rencana yang lebih indah dari itu semua, walaupun hati ini masih deg-degan. Ini adalah perjalanan pertamaku yang nggak jelas sama sekali dan harus dilakukan sendirian. Sepanjang perjalanan kuusahakan untuk tenang sambil baca buku, dan buku itu memang benar-benar jadi obat, pasang headset, memposisikan diri dengan nyaman dan mulai membuka buku yang tak pernah berhenti memberikan motivasi itu kubuka acak, tepat pada pembahasan tentang kegagalan, semakin membacanya semakin banyak mengucapkan syukur, senyum dan perlahan mulai tenang. Namun seketika ketenangan itu mulai tergoyahkan dengan informasi bahwa cuaca sedang buruk, dan kulihat diluar jendela ada petir yang menyambar dari langit yang memang cukup jauh, namun saat pesawat masuk dalam gumpalan awan mulai terasa pesawat nggak stabil, Allah ini moment paling menakutkan dari sebuah penerbangan, aku pernah mengalami sebelumnya, namun ini lebih menakutkan dari sebelumnya itu. Dzikir dalam hati, putar murotal dari headset yang terpasang ditelinga itu terdengar lantunan merdu kalam illahi. Allah aku pasrah, apapun yang terjadi.
dan Allah masih memberikan kesempatan buat aku untuk menghirup O2 hingga saat ini dan menceritakan perjalanan yang biasa aja. Tiba di Juanda International Airport dan hari sudah gelap, hanya lampu-lampu yang menghiasi, berjalan keluar melewati lorong-lorong bandara. Tepat dipintu keluar sudah banyak yang menawarkan taksi, travel dan lain-lain. mereka bertanya "mba tujuannya kemana?" begitu pertanyaan beberapa orang, "sebentar dulu pak, saya mau sholat dulu" itu yang spontan keluar dari mulutku yang entah aku cuma takut, gelisah dan sebagainya aku cuma mau sholat dulu dan tanya dulu sama Allah. Setelah sholat, tetap berada dimushola, oh iya sebelumnya aku diikuti orang sampai mushola yang terus nanyain aku mau kemana. kufikirkan selanjutnya aku harus gimana, nggak mungkin aku nunggu sampai pagi dibandara dan baru melanjutkan perjalanan. And than, aku ingat ada teman yang dulu kuliah dimalang, setidaknya dia tau cara menuju stasiun ataupun terminal, tapi ternyata tiket kereta sudah habis yang tersisa hanya beberapa kursi eksekutif dengan tarif yang lebih mahal. Oke cara terakhir adalah menuju terminal, bagaimana caranya. dan temanku itu bilang cara untuk keterminal dengan Bus Damri tujuan Terminal Bungurasih jangan salah terminal gresik, dan akhirnya menemukan bus damri tujuan terminal Bungurasih. Setelah perjalanan kurang lebih 30 menit sampai terminal, sebelum turun aku tanya dengan sopir damri kearah mana aku bisa dapat bus tujuan semarang atau pekalongan. Berdasarkan petunjuk sopir itu, akhirnya aku bisa menemukan bus tujuan Semarang dengan bus Patas (Bus Ac). Dalam hati lega, entah ini perjalanan berapa lama yang pasti aku bisa pergi kesemarang dan entah nanti sampai semarang apakah naik kereta atau bus. saat itu tiket kereta masih ada, tapi aku masih belum yakin, dan kalaupun aku pesan aku nggak bisa bayar karena aku nggak ada m-banking. Karena lelah hati, fisik dan fikiran aku nggak bisa nahan ngantuk, alhamdulillahnya orang yang duduk dikursi sebelahku itu cewek dan aku tetap bawa ranselku karena aku khawatir bakal ketinggalan kalau kumasukkan dalam bagasi.Tidur sebentar terus bangun lagi, begitu sepanjang perjalanan. Dalam perjalanan panjang itu, aku baru sadar perutku mulai keroncongan, ternyata aku terakhir makan itu sebelum ashar. Beberapa jam ibuku telpon terus, dan begitu terus aku selalu mengatakan aku baik-baik aja, tenang aja, itu supaya ibu nggak khawatir. Aku sedikitpun nggak bilang aku lapar, aku kedinginan didalam bus, aku takut perjalanan ini, aku pengen nangis. kata-kata itu cuma tersimpan untuk sebuah cerita. Ada bulir bening diujung mata. Aku bilang "Ya Allah aku takut, aku nggak tau aku kyak gimana dalam perjalanan ini, aku nggak punya siapapun kecuali Engkau, lindungi perjalanan hamba ini". menatap keluar jendela yang sudah tertutup bulir-bulir embun bercampur hujan yang dingin. Badan kecil ini cuma meringkuh didalam jaket dan menyandarkan kepala dijendela kaca. Posisi duduk sebelah kaca sebelah kanan, yang harus berpapasan dengan kendaraan besar lainnya dari arah yang berlawanan.

Pukul 03.00 WIB tiba diterminal semarang, dan aku harus cari bus lain lagi untuk tujuan pekalongan, akhirnya dingin subuh yang mencekam berpindah dari satu bus kebus yang lain. lagi-lagi Allah itu maha baik ya, memberikan sesuatu tepat pada waktunya, bukan cepat bukan juga lambat. Perjalanan dari Semarang-Pekalongan begitu lama, dan mengharuskan aku hanya tayamun dan sholat dikursi bus, Allah maaf ya. Lagi-lagi Allah tetap melindungi, dari perjalanan subuh yang panjang itu dari 7 orang penumpang hanya aku yang cewek. Entah apa yang terjadi kalau mereka melukai aku atau bahkan sampai bunuh aku. Entahlah, mungkin terkesan dramatis banget, tapi bukankah hal itu sering terjadi.


  • Akad akan dilakukan jam 08.00 WIB, sedangkan aku jam 7 lewat baru sampai terminal pekalongan dan masih nunggu dijemput adeknya mifta. Sekitar 10-15 menit nunggu adeknya mifta, berdiri dipinggir jalan, padahal aku cuma pernah ketemu sekali dan cuma bilang pakai mobil hitam plat B, dan ada mobil hitam plat B menepi menghampiriku, dan aku tanpa pikir panjang langsung menghampiri mobil dan langsung buka pintu mobil, padahal bisa aja itu bukan adeknya, tapi aku nggak kepikiran itu bakal orang jahat atau bukan. Dan aku nggak kepikiran bakal diculik orang jahat atau gimana, karena adeknya mifta cowok dan dia juga jemput rombongan cowok-cowok. Alhamdulillah jam 8 sudah sampai rumah mifta, dan alhamdulillahnya akad belum dimulai dan aku masih sempat mandi dan ganti baju, lalu menyaksikan akad secara langsung yang penuh haru. Allah, ini pernikahan teman, tapi jujur air mata terus mengalir sejak ikrar janji terucap dari mempelai laki-laki hingga kata sah bersorak ramai dari semua yang menghadiri, bahkan saat sungkem dengan orang tua. terlihat kedua orang tua ibu bapak dari kedua mempelai menangis haru, bahkan mempelai laki-laki saat memeluk bapak mempelai wanita, begitu tangis kedua lelaki itu pecah. Allah, seorang bapak telah menyerahkan tanggung jawab putrinya kepada lelaki yang tak dikenalnya. Seorang bapak yang mempercayakan lelaki itu layak untuk putrinya. Seorang bapak yang tidak menjamin apakah putri yang dibesarkan sepenuh hati dengan penuh kasih itu bisa bahagia dengan lelaki yang tengah dipeluknya itu.


Semoga Allah membahagiakan dan memberkahi rumah tangga kedua mempelai itu dengan limpahan rahmat hingga hanya maut yang memisahkan keduanya dari kehidupan dunia dan menyatukan mereka dalam kehidupan akhirat di syurga abadi.

Mungkin ini yang dulu dibilang oleh seorang ibu bahwa aku itu cewek berani, berani ambil resiko yang mungkin membahayakan. Intinya yakin dan percaya aja sama Allah bakal ada orang-orang baik dalam setiap perjalanan kita, kalaupun tidak ada mungkin saja Allah selalu menjaga diri ini yang tak berdaya.

Siapa yang menjamin keselamatanku, siapa yang bakal menghubungi orang tuaku kalau aku ada apa-apa, siapa yang bisa nolong aku kalau ada yang jahat sama aku. tapi yakin itu yang memperkuat keberanian yang sangat lemah ini.

"Allah bisa melemahkan yang kuat dan bisa menguatkan yang lemah, dan berharap terbesar hanya sama Allah".

Allah kok yang jaga, kita aja bisa percaya sama pilot yang mengendalikan pesawat bahkan kita tidak kenal dan tidak tahu bagaimana dirinya, masa sama Allah yang Maha segala-galanya yang sudah menjamin hidup kita, tetap tidak bisa percaya, padahal janji Allah itu pasti. "Mintalah, Maka Akan Aku kasih". Allahu shomad "Allah tempat bergantung segala sesuatu". Husnuzhon sama Allah dalam segala keadaan.

Allah Maha tahu dari setiap rencana kita, biarlah ketetapan Allah yang menentukan jalan hidup kita, biar Allah yang membimbing kita, tugas kita hanya tidak boleh menyerah dan terus mengikhtiarkan do'a-do'a kita, lalu bertawakal, maka selanjutnya biarkan tangan-tangan Allah yang menunjukan dan menuntun langkah demi langkah dalam jalan yang tepat.