Monday 28 January 2019

Iri Sama Orang Kaya



1 Juni 2018 tepat hari jum’at peserta aksi bela palestina sudah kumpul disekitar mesjid Syuhada Yogyakarta, sembari menunggu waktu sholat jum’at kami tim dari KNRP (waktu itu dpt taklimat untuk gabung di Tim KNRP), kami menyebutnya Tim Shunduk.  Ya waktu sholat Jum’at masih belum mulai dan kami mempersiapkan tim dan pembagian Job desk. Waktu itu aku dan sepupuku dapat amanah sebagai tim penghitung uang, gak kebayang gimana menghitung uang hasil donasi sepanjang aksi dari Mesjid Syuhada sampai di 0 KM sebagai titik akhir untuk Orasi. Bingung ya, judulnya Iri Sama Orang Kaya kok yang diceritakan masalah aksi. Nah dalam aksi Bela Palestina itu kami menggalang dana sepanjang jalan kepada orang-orang yang kami temui. Banyak berbagai orang yang kami temui.
Waktu itu dresscode nya pakai baju putih. Sampai tiba waktu sholat Jum’at yang ikhwan pada sholat dan yang akhwat menunggu selesai sholat jum’at sembari sholat dzuhur di bagian akhwat. Sampai waktu aksi tiba, sudah banyak orang-orang yang baris di jalan depan Mesjid, sebagian membawa spanduk yang entah apa saja tulisan tentang pembelaan umat muslim kepada rakyat palestina, ada yang membawa bendera Palestina, ada yang membawa bendera Alliwa dan Arroya, bendera merah putih pun ada. Saya selain sebagai tim penghitung uang, juga sebagai tim yang membawa kotak donasi, dan meminta kepada setiap orang yang kami temui. Oke, sepanjang jalan sampai ke Parkiran Abu Bakar donasi belum kucup banyak. Lalu sepanjang jalan malioboro masih beraksi dengan kotak kardus, tak malu-malu mengajak orang untuk bersedekah, bahkan seoran turis yang terlihat bukan muslim sekalipun, kepada pedagang, orang-orang yang santai duduk-duduk di sepanjang jalan.
Tiba di titik pemberhetian, ada yang menyemangatkan orasi (walaupun sepanjang jalan pun ada yang berorasi), namun titik kumpul terakhir adalah di 0 KM. Disini tugas sebagai penghitung uang dimulai, dan saat menghitung uang inilah aku mulai iri. Iri pengen punya uang banyak seperti tumpukan uang hasil donasi, munkin jumlah bisa dibilang ya pengen. Tapi bukan itu yang ku maksud. Aku sudah tidak khidmat dalam aksi dengan berbagai orasi yang silih berganti. Karena diriku hanya akan terfokus pada tumpukan rupiah yang berantakan dan harus dihitung. Dari sekian banyak rupiah yang terkumpul, ada cara-cara unik orang dalam bersedekah. Dan yang paling membuat iri itu adalah sejumlah uang dalam amplop coklat masih terlem rapi kalau tidak salah waktu itu jumlahnya adalah sekitar 5 juta rupiah, hei siapa yang gak iri. Ini yang ku bilang iri sama orang kaya, dia bahkan tidak membuka kemudian mengambil beberapa lembar uang dalam amplop itu, tapi dia serahkan uang itu semuanya masih rapi dalam amplop. Kami yang menghitung seketika tertegun dan dalam beberapa saat aku bilang ke sepupuku “mba kapan ya kita bisa memberika sebanyak ini dengan mudah tanpa memikirkan harta yang kita punya” sepupuku bilang “iya pengen ya bisa kayak gitu, tapi kita sekarang aja buat makan masih minta orang tua”. Mungkin Hamba Allah itu sadar bahwa ada hak orang lain yang tersimpan didalam hartanya. Nah itu sedekah yang banyak sekaligus, beda lagi dengan uang 200 ribu terselip terbungkus uang 2000, uang ratusan ribu digumpal pakai tisu supaya tak terlihat jumlahnya sampai aku kira itu sampah ternyata didalamnya ada uang ratusan ribu, ada lagi yang sebotol uang receh logam dan ada juga beberapa lembar kertas, salah satu teman yang menerima uang itu bilang kalau itu dari seorang anak kecil yang ngumpulin uang jajannya buat disumbangkan buat donasi. Iri ya sama anak yang kayak gitu sampe netes air mata, gimana orang tuanya mendidik anak yang bisa ikhlas seikhlas itu ya. Berdo’a berharap bisa dikaruniani anak yang semacam itu.
Seorang mba senior bilang “mungkin kita belum bisa sedekah harta sebanyak itu, kita masih bisa sedekah tenaga buat ngumpulin rupiah-rupiah itu”, terharu ya karena Cuma itu yang kami bisa. Alhamdulillah kita masih bisa menyempatkan waktu buat berguna buat orang lain. Alhamdulillah setelah sore berakhir uang yang terkumpul mungkin sekitar 60 atau 40 juta lebih, terharu, senang banget, uang segitu dari ribuan masyarakat Indonesia untuk Palestina. Ada anak yang rela mengumpulkan uang buat saudara-saudara mereka yang ada dipalestina. Ada yang memberikan uang dalam amplop penuh tanpa ia ambil barang selembar pun (yang kami mengira mungkin itu uang gajinya atau uang entah dari mana yang ia dapatkan dari kerja kerasnya). Iri karena mereka masih bisa menyisihkan sebagian hartanya untuk orang lain, sadar bahwa sebagian dari harta kita ada hak orang lain. Sampai temanku pernah bilang “kalau ada teman yang hutang terus hutangnya gak dibayar-bayar, mungkin itu hak dia yang dititipkan kekamu” hehehe agak pahit kata-katanya.

No comments:

Post a Comment