Friday 18 January 2019

Jangan Berhenti Disini



“kalau berhenti mencoba setelah beberapa kali gagal, maka kita tak akan pernah tahu dipercobaan keberapa kita bakal berhasil”. Mungkin pepatah itu sangat memotivasi kita yang terlanjur mengeluh tak henti-hentinya.

Cerita hari ini, ada seorang tetangga saya waktu dikampung dulu, dia bilang dia udah gagal dari tes CPNS sebanyak 7 kali (itu bukan hitungan yang sedikit), apalagi kalau dipikir CPNS itu mungkin adanya Cuma 1 tahun sekali atau bahkan dalam setahun tidak ada tes CPNS sama sekali. Tapi dia gak berhenti mencoba, makanya sampai  kepercobaan ke-7, dan dipercobaan ke-7 ini baru dia lulus.

Bisa jadi dia gak Cuma melamar CPNS aja, bisa aja dia juga sudah melamar kerja lebih dari sejumlah tes CPNS itu. Dulunya dia itu kuliah dipalangka jurusan Guru SD, dia juga sudah pernah kerja di Perusahaan sawit, sampai kemudian ketemu sama suaminya, anak yang pertama menginggal, tapi sekarang sudah punya 2 orang anak, anak yang pertama sudah kelas 1 SD dan yang kedua masih PAUD. Jadi bisa dibayangkan kan berapa lama perjuangannya, berapa banyak tahun yang sudah dilaluinya, berapa kali penolakan yang dialaminya. Walaupun sebelum lulus CPNS itu dia sudah jadi guru honor selama beberapa tahun disekolah yang ada di Desa, tapi tau kan gaji tenaga honor itu dikit, belum lagi dibayarnya belum tentu setiap bulan. Saat suaminya udah gak kerja di Perusahaan sawit lagi, jadi suaminya ikut dia kekampungnya. Kampung yang sebagian besar masyarakatnya adalah petani (termasuk saudara-saudaraku yang disana). Lalu suaminya bertani juga disana.

Pada percobaan-percobaan sebelumnya dia selalu minta tolong orang buat mendaftarkannya secara online, karena kondisi jaringan internet didesa sangat sulit banget, jadi dia titip temannya buat registrasi onlinenya.  Dan dia selalu gugur dites tertulis.

Untuk percobaan yang ke-7 ini, dia sangat-sangat penuh perjuangan banget, iya bagaimana tidak jarak desa itu kesampit perlu memakan waktu 5 jam dengan transportasi air (itu kalau lancer, banyak airnya, pas kebetulan airnya dikit bisa sampai 8 jam lebih dengan biaya yang lebih mahal), belum lagi kabupatennya itu di kasongan (sekitar 3 jam dari sampit), jadi rutenya harus kesampit dulu baru kekasonggan. Saat itu dia daftar CPNS untuk formasi guru diwilayah sampit, jadi pertanyaannya ngapain dia harus kekasongan capek-capek. Ya, karena salah satu syaratnya adalah legalisir katu keluarga dan KTP, sudah pasti dia harus kekantor Dukcapil di kasongan buat legalisir. Dan kekasongan itu gak gratis, butuh biaya buat transportasi dan penginapan (kalau urusannya gak bisa selesai dalam sehari), belum lagi uang makan, dia perginya gak sendiri, karena anaknya juga ikut, otomatis ibunya dia juga ikut buat yang jagain anaknya, nambahlah ongkos buat jajan anaknya. Nah bisa dibayangkan berapa banyak yang harus da korbankan, itu baru buat ngurusin berkas-berkas buat daftar (yang belum tentu lulus). Surat lamaran harus ditulis tangan sesuai format (dia harus salah berkali-kali sampai banyak banget kertas yang terbuang), belum lagi beberapa berkas harus pakai materai. Oke clear sudah semua berkasnya, masih harus dikirim dan itu harus pakai pos. oke itu masih lah mudah.

Setelah pengumuman berkas , Alhamdulillah dia lulus dan tes SKD disampit (perlu ongkos lagi buat balik kesampit). Sudah harap-harap cemas buat pengumuman tahap SKB (sudah mulai putus asa, karena nilai SKD bisa dibilang gak tinggi banget). Alhamdulillah SKB pun lulus, dan sekarang sedang mengurus berkas-berkas buat pemberkasan sebelum akhirnya SK CPNS pun diterima dan dia ditugaskan ketempat yang sudah ditentukan.



Jadi pelajarannya, kita mungkin bisa gagal dan harus jatuh berkali-kali, tapi kita harus yakin bahwa Allah itu ada buat kita, Dia mendengar do’a kita dan melihat perjuangan kita. Dia gak mau kita nyerah, Allah mau kita mencoba sekali dan sekali lagi, hingga kita pun tak sadar sudah berapa kali mencoba dan terus gagal. Kita gak akan pernah tahu kapan kita akan berhasil dan dipercobaan keberapa kita bisa berhasil kalau kita terlalu dini buat menyerah.

Mungkin kalau kita harus langsung berhasil dipercobaan pertama, kita gak tahu gimana rasanya berjuang yang sangat-sangat melelahkan itu, kita gak bakal bisa belajar dari kegagalan, kita mungkin bisa aja sombong, karena terlalu mudah ujiannya.


Sampit, 13 Januari 2018
Cerita Tentang Perjuangan Seseorang

No comments:

Post a Comment