“kalau berhenti mencoba setelah beberapa kali gagal, maka
kita tak akan pernah tahu dipercobaan keberapa kita bakal berhasil”. Mungkin
pepatah itu sangat memotivasi kita yang terlanjur mengeluh tak henti-hentinya.
Cerita hari ini, ada seorang tetangga saya waktu
dikampung dulu, dia bilang dia udah gagal dari tes CPNS sebanyak 7 kali (itu
bukan hitungan yang sedikit), apalagi kalau dipikir CPNS itu mungkin adanya
Cuma 1 tahun sekali atau bahkan dalam setahun tidak ada tes CPNS sama sekali.
Tapi dia gak berhenti mencoba, makanya sampai
kepercobaan ke-7, dan dipercobaan ke-7 ini baru dia lulus.
Bisa jadi dia gak Cuma melamar CPNS aja, bisa aja dia
juga sudah melamar kerja lebih dari sejumlah tes CPNS itu. Dulunya dia itu
kuliah dipalangka jurusan Guru SD, dia juga sudah pernah kerja di Perusahaan sawit,
sampai kemudian ketemu sama suaminya, anak yang pertama menginggal, tapi
sekarang sudah punya 2 orang anak, anak yang pertama sudah kelas 1 SD dan yang
kedua masih PAUD. Jadi bisa dibayangkan kan berapa lama perjuangannya, berapa
banyak tahun yang sudah dilaluinya, berapa kali penolakan yang dialaminya.
Walaupun sebelum lulus CPNS itu dia sudah jadi guru honor selama beberapa tahun
disekolah yang ada di Desa, tapi tau kan gaji tenaga honor itu dikit, belum
lagi dibayarnya belum tentu setiap bulan. Saat suaminya udah gak kerja di
Perusahaan sawit lagi, jadi suaminya ikut dia kekampungnya. Kampung yang
sebagian besar masyarakatnya adalah petani (termasuk saudara-saudaraku yang
disana). Lalu suaminya bertani juga disana.
Pada percobaan-percobaan sebelumnya dia selalu minta
tolong orang buat mendaftarkannya secara online, karena kondisi jaringan
internet didesa sangat sulit banget, jadi dia titip temannya buat registrasi
onlinenya. Dan dia selalu gugur dites
tertulis.
Untuk percobaan yang ke-7 ini, dia sangat-sangat penuh
perjuangan banget, iya bagaimana tidak jarak desa itu kesampit perlu memakan
waktu 5 jam dengan transportasi air (itu kalau lancer, banyak airnya, pas kebetulan
airnya dikit bisa sampai 8 jam lebih dengan biaya yang lebih mahal), belum lagi
kabupatennya itu di kasongan (sekitar 3 jam dari sampit), jadi rutenya harus
kesampit dulu baru kekasonggan. Saat itu dia daftar CPNS untuk formasi guru
diwilayah sampit, jadi pertanyaannya ngapain dia harus kekasongan capek-capek.
Ya, karena salah satu syaratnya adalah legalisir katu keluarga dan KTP, sudah
pasti dia harus kekantor Dukcapil di kasongan buat legalisir. Dan kekasongan
itu gak gratis, butuh biaya buat transportasi dan penginapan (kalau urusannya
gak bisa selesai dalam sehari), belum lagi uang makan, dia perginya gak
sendiri, karena anaknya juga ikut, otomatis ibunya dia juga ikut buat yang
jagain anaknya, nambahlah ongkos buat jajan anaknya. Nah bisa dibayangkan
berapa banyak yang harus da korbankan, itu baru buat ngurusin berkas-berkas
buat daftar (yang belum tentu lulus). Surat lamaran harus ditulis tangan sesuai
format (dia harus salah berkali-kali sampai banyak banget kertas yang
terbuang), belum lagi beberapa berkas harus pakai materai. Oke clear sudah
semua berkasnya, masih harus dikirim dan itu harus pakai pos. oke itu masih lah
mudah.
Setelah pengumuman berkas , Alhamdulillah dia lulus dan
tes SKD disampit (perlu ongkos lagi buat balik kesampit). Sudah harap-harap
cemas buat pengumuman tahap SKB (sudah mulai putus asa, karena nilai SKD bisa
dibilang gak tinggi banget). Alhamdulillah SKB pun lulus, dan sekarang sedang
mengurus berkas-berkas buat pemberkasan sebelum akhirnya SK CPNS pun diterima
dan dia ditugaskan ketempat yang sudah ditentukan.
Jadi pelajarannya, kita mungkin bisa gagal dan harus
jatuh berkali-kali, tapi kita harus yakin bahwa Allah itu ada buat kita, Dia
mendengar do’a kita dan melihat perjuangan kita. Dia gak mau kita nyerah, Allah
mau kita mencoba sekali dan sekali lagi, hingga kita pun tak sadar sudah berapa
kali mencoba dan terus gagal. Kita gak akan pernah tahu kapan kita akan
berhasil dan dipercobaan keberapa kita bisa berhasil kalau kita terlalu dini
buat menyerah.
Mungkin kalau kita harus langsung berhasil dipercobaan pertama,
kita gak tahu gimana rasanya berjuang yang sangat-sangat melelahkan itu, kita
gak bakal bisa belajar dari kegagalan, kita mungkin bisa aja sombong, karena
terlalu mudah ujiannya.
Sampit, 13 Januari 2018
Cerita Tentang Perjuangan Seseorang
No comments:
Post a Comment