Bagian 1 "Aku Punya Mimpi"
Setiap manusia pasti memiliki impian dan cita-cita. Tidak hanya presiden
yang punya mimpi untuk kemakmuran bangsa, tapi semua orang yang memiliki tujuan
hidup, maka ia tahu impian terbesar. Begitupun impian setiap manusia yang
mengharapkan syurga setelah berakhirnya dunia ini. Ya itu pasti, dan wajib
dimiliki setiap umat muslim. Tapi pernahkah kita memikirkan cara-cara untuk
menggapai impian itu.
Sebagian orang punya mimpi dan tahu dengan cara apa dia menggapai impian
itu, tapi sebagian yang lain tahu dengan impiannya tapi tidak tahu bagaimana
cara menggapai impian itu. Cara paling mujarab dan ampuh adalah do’a dan ridho
orang tua, kenapa cara ini sangat ampuh, karena mintanya langsung ke Allaah
ditambah dengan orang tua yang mendukung, karena jawaban dari do’a selalu
“iya”.
Ets jangan salah, “Iya” bukan berarti langsung dan sesuai dengan
keinginan kita. Kategori “Iya” itu ada tiga, yang pertama “Iya dikabulkan
segera”, yang kedua “Iya nanti atau ditunda” dan yang terakhir adalah “Iya
digantikan dengan yang lain”. Nah kan jawabannya selalu “Iya”, jadi percayalah
bahwa Do’a itu selalu terkabul, entah itu segera, ditunda ataupun diganti
dengan yang lebih baik.
Apa yang kita inginkan tidak selalu menjadi apa yang kita butuhkan dan
yang kita anggap baik belum tentu baik dimata Allah. So, Always be positive thinking to Allah, karena Allah lebih
mengetahui yang tidak kita ketahui.
“Saya sudah sering bermimpi dan berusaha untuk mewujudkan impian itu,
tapi saya selalu kecewa karna harus gagal, jadi sekarang saya hanya akan
mengikuti arus dan jalan sesuai jalurnya. Loh ko’ jadi nyerah gitu.
Memang tidak jarang yang mengatakan hal itu, saya juga pernah berfikir
apa Allah sudah tidak sayang kepada saya, sehingga apa yang saya inginkan
selalu tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan, ini muncul saat sedang galau
dan yang ada hanya menyesali dan mengatakan “harusnya aku ga terlalu berharap”.
Apakah kita akan terus berlarut dalam kegalauan yang harusnya itu sudah
berlalu. Lalu apa yang harus kita lakukan selain galau dan merenunginya. Yang
harus kita lakukan yaitu bangkit kembali dan mengoreksi kesalahan kita, mungkin
ada yang salah atau kita tidak maksimal dengan apa yang kita lakukan.
Gagal pada percobaan pertama itu wajar, namanya juga awal masih proses
belajar. Gagal sekali langsung nyerah, jangan harap impianmu dapat terwujud,
karena pada hakikatnya kamu baru menjajakkan kaki di lembah-lembah perjuangan. Bagaimana
kamu bisa mencapai puncak gunung tertinggi dan menikmati keindahan dari atas
sana, kalau ujian pertama kamu lantas menyerah.
Seorang Thomas Alva Edison setelah 9.955 kali gagal menemukan lampu yang
menyala, hingga akhirnya dapat menemukan lampu yang menyala. Apakah dia
melakukannya dalam sekali atau dua kali? Tidak, Dia melakukannya berkali-kali
bahkan ribuan kali. Thomas selalu beranggapan bahwa “mungkin dipercobaan
berikutnya saya akan berhasil dan bagaimana saya tahu saya akan berhasil kalau
saya tidak terus mencobanya”. Jadi sekarang hitung berapa kali kalian gagal dan
berapa kali pula kalian telah mencobanya kembali.
“Impian saya terlalu tinggi dan sangat mustahil untuk wujudkan”.
Seberapa tinggi impian yang kita punya hingga kita takut untuk menggapainya?.
Apakah seorang Ibnu Sina tidak cukup tinggi impiannya hingga Beliau bisa
menemukan cara agar orang tidak merasakan sakit saat harus dilakukan penanganan
medis yang cukup besar seperti operasi.
Ya, Ibnu Sina dikenal sebagai tokoh kedokteran yang menemukan anastesi
untuk operasi, yang manfaatnya dapat kita rasakan hingga saat ini. Lalu, apa
impiannya masih cukup mustahil untuk diwujudkan?. Jawabannya hanya diri kita
sendiri yang tahu.
Tidak ada yang tidak mungkin untuk dilakukan, selama kita percaya selalu
ada jalan untuk dapat menggapainya. Jika usaha kita telah maksimal, do’a pun
telah banyak terucap, ketika rasa ingin menyerah, maka percayalah Allah telah
menyiapkan sesuatu didepan sana yang jauh lebih baik dari yang kita inginkan.
No comments:
Post a Comment