Friday 26 April 2019

Ustadz Felix pernah bilang "kalau anak perempuan nikah, orang tua yang paling sedih adalah ayahnya". Karena dia khwatir apakah sang suami bisa membahagiakan putrinya, apakah sang suami tidak akan menyakiti putrinya, apakah sang suami tidak akan menyengsarakan putrinya, apakah sang suami bisa memanjakan putrinya seperti dia memanjakan putrinya. Tpi seorang wanita yg baik akan menutupi aib pasangannya sekalipun d dpn keluarganya.

Instrospeksi diri, sdh pantas kah untuk jadi seorang istri. Mungkin belum (for me).
Perlu banyak belajar, perlu kecerdasan emosional, bukan hanya cerdas intelektual.

Selalu ibu saya bilang "semoga kamu dapat suami yang kaya, biar hidupmu gak susah terus". Aku cuma senyum dan mengAamiinkan do'a ibu, ya karena do'a mustajab salah satunya adalah do'a ibu. Tapi gak bisa juga memandang laki-laki hanya karena hartanya, kita menikah dan hidup dengan dia, bukan hanya dengan hartanya. Aku menikah bukan sebab hartanya. Capek ngumpulin harta, tapi gak pernah disedekahkan, harta dari cara yang gak halal. Mungkin aku bisa mengatakan "kamu siap hidup susah denganku kalau kamu pilih aku jadi pasanganmu". Ya, seharusnya itu adalah kata-kata laki-laki untuk perempuan. Tapi itu kata-kataku untuk laki-laki. Karena aku mau dinafkahi dengan cara yang halal. Maka maafkan aku kalau aku cerewet selalu melarang atau mengomentari. 

No comments:

Post a Comment