Thursday 26 September 2019

Percakapanku dengan senja

Me:
Hai senja...
Kali ini kamu berbeda, wajah merona mu tak terlihat muram dan redup.
Bagaimana kabarmu, apakah telah terjadi kabar gembira?
Mengapa kamu begitu senang padahal ronamu tak dapat dinikmati oleh pujangga yang menanti kehadiranmu.
Bukankah rintik sendu itu telah melenyapkan rona indahmu, lalu mengapa kau tersenyum?

Senja:
Betapa aku tidak bahagia, ketika rintik sendu mengusir ronaku hari ini. Dia bukan rintik sendu yang dibenci, namun dia rintik yang selalu dinanti untuk menghapus segala sesak yang merasuki jiwa. Tahukah kamu, setiap tetesnya menghapus seberkas perih yang menyelimuti kepedihan negerimu, bahkan tak hanya seorang gadis kecil sepertimu yang girang berlarian dibawah setiap tetes air langit itu. Tapi mereka, para pahlawan yang sedang memadamkan gejolak dalam paru-paru negeri ini.
Tak apa gumpalan mendung hitam menutupi cahayaku yang merona, namun dia akan berganti menjadi butir-butir bening yang menyirami bumi. Asalkan bukan gumpalan asap hitam dari api yang membakar paru-paru negeri ini hingga melukai dan membunuh setiap makhluk didalamnya.

#BersamaSenja

No comments:

Post a Comment